19.12.08

Krisis Energi


Fenomena krisis energi yang dialami oleh bangsa Indonesia merupakan suatu kenyataan bahwa konsumsi energi terutama sektor migas bangsa kita jauh lebih besar dibandingkan dengan produksinya. Masalah ini menjadi sebuah pekerjaan rumah bagi kita semua untuk memikirkan masa depan kebutuhan energi kita. Mengandalkan pasokan energi dari minyak bumi bukan merupakan sebuah solusi karena minyak bumi merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbarui (unrenewable resources) apalagi jika pasokan energi tersebut sebagian besar diimpor, jelas sangat merugikan terutama dari sisi finansial negara yang berujung kerugian finansial rakyat Indonesia.
Implikasi negatif bahan bakar fosil terhadap lingkungan dan ketebatasan persediaan telah membawa kita pada sebuah usaha untuk menghasilkan energi alternatif, salah satunya adalah etanol. Permasalahan yang kita hadapi dewasa ini meliputi tingginya harga bahan bakar fosil yakni minyak bumi yang mencapai lebih dari US$120 per barel (Riau Pos, 5 Juli 2008). Akibatnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak. Selain itu juga banyak di daerah mengalami kelangkaan bahan bakar minyak. Oleh karena itu, sudah saatnya Indonesia memutuskan ketergantungan terhadap sumber energi fosil dan beralih kesumber energi alternatif berbahan baku nabati yang sifatnya terbarukan.
Salah satu energi alternatif yang relatif murah ditinjau dari aspek produksinya dan relatif ramah lingkungan adalah pengembangan etanol. Di Amerika Serikat pengembangan bahan bakar etanol dari jagung sudah berlangsung sejak lama. Etanol yang dihasilkan telah mampu menggantikan pemakaian bahan bakar minyak secara signifikan dan telah memberikan keuntungan yang cukup baik. Hal tersebut tentunya akan bisa memberikan dorongan bagi Indonesia untuk memproduksi etanol dari jagung untuk mengikuti langkah sukses Amerika Serikat dalam menekan penggunaan bahan bakar minyak.
Jagung (Zea mays) adalah salah satu hasil pertanian yang cukup banyak terdapat di Indonesia namun belum dimanfaatkan secara optimal. Selama ini jagung lebih banyak digunakan sebagai pakan ternak, bahan pangan untuk manusia sesudah padi dan beberapa makanan ringan lainnya. Jagung merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan kegiatan penanamannya juga relatif mudah. Masa panen yang singkat yaitu hanya 3,5 bulan sudah mengasilkan buah. Pada tahun 2004 produksi jagung nasional mencapai 11.225.243 ton dan meningkat menjadi 12.523l.894 ton pada tahun 2005 (minenergy, 2006). Setiap tahun produksi jagung diperkirakan akan meningkat karena sistem penanaman yang mudah dan areal penanaman yang semakin luas (Rukmana, 1997).

3 comments:

Anonymous said...

Tulisan ini, menjadi kata-kata pendahuluan pada salah satu proposal penelitian saya... Terimakasih untuk semua sumber...

Anonymous said...

Bagus...

Anonymous said...

Krisis energi itu menjadi tanggung jawab kita bersama..